Lambat laun, zaman mengalami pergeseran era yang sangat luar biasa. Di zaman sekarang era modernisasi sangat melekat pada keseharian semua orang tanpa terkecuali untuk kalangan anak-anak. Seperti contoh permainan, permainan anak-anak untuk zaman sekarang cenderung bukan permainan yang dilakukan pada anak-anak jaman dulu seperti permainan yang dilakukan diluar rumah. Permainan pada zaman dahulu lebih mengajarkan anak dalam bersosialisasi di lingkungan sekitarnya dan anak-anak cenderung lebih bereksplorasi di alam luar.
Zaman sekarang, keadaan sudah sangatlah berbeda. Orang tua yang kebanyakan sibuk berkarir cenderung lebih mengasuh anak dengan pola asuh yang simpel, tidak terlalu mau ribet. Quality-time yang tidak banyak untuk anak maupun keluarga membuat orang tua lebih memilih memberikan gadget untuk permainan anak-anak mereka.
Hal ini biasanya, selain karena permintaan anak, orangtua menggunakan gadget untuk mengalihkan perhatian anak dan mengisi waktu luang mereka. Namun, pertanyaannya bagaimana sebenarnya dampak gadget itu sendiri pada perkembangan anak?
Apakah Perlu Membatasi Penggunaan Gadget Pada Anak?
Membatasi penggunaan gadget pada anak perlu dilakukan para orangtua sedini mungkin agar anak tidak hanya diam di tempat atau hanya fokus pada satu objek saja yakni gadget. Anak harus diberitahu bahwa dia mempunyai lingkungan teman, tetangga, dan saudara yang bisa diajak melakukan sesuatu yang bermanfaat. Seperti bermain bersama atau bahkan belajar bersama.
Efek turunan dari penggunaan gadget ini membuat anak kurang mampu berkomunikasi dengan baik. Dan kepercayaan dirinya pun juga kurang karena terlalu sering fokus pada gadget. Semakin sering dia bersosialisasi, semakin lancar pula dia berkomunikasi. Anak akan cenderung lebih pasif menghadapi lingkungan luar.
Memperkenalkan gadget pada anak usia dini mungkin dinilai sebagai langkah yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan global anak sekaligus membuatnya terhibur. Gadget memang menawarkan berbagai macam hal menarik, mulai dari akses internet, fitur menarik dan hiburan seperti video game dan lain sebagainya.
Tapi tentu saja memilih gadget untuk anak agak berbeda dengan orang dewasa mengingat anak biasanya memiliki perasaan ingin tahu yang tinggi sekaligus kurang berhati-hati. Pada dasarnya gadget ini mempunyai pengaruh baik buruknya, tinggal bagaimana kita memanfaatkan alat canggih ini dengan sebaik-baiknya.
Baca Juga Artikel Terbaru Kami :
- Aneka Menu Makanan, Snack, Kue, Roti, dan Minuman Khas Natal
- Pengertian B2B Marketing dan Penerapannya dalam Digital Marketing
- Tips Memilih Kacamata Las Agar Tepat Guna
- 10 Kota Terbesar di Indonesia Berdasarkan Jumlah Penduduk
- 15 Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia
2 Hal Yang Bisa Orangtua Lakukan Dalam Upaya Meminimalisir Penggunaan Gadget Pada Anak
Hal yang pertama orang tua bisa lakukan adalah dengan menyaring kontennya dan selalu mendampingi buah hati. Selalu siap sedia memberi penjelasan jika mereka mengajukan pertanyaan tentang konten yang mereka akses atau lihat. Jelaskan pada anak tentang pengetahuan yang dilihatnya kemudian orangtua bisa mengajukan pertanyaan. Namun, apabila anak tidak sengaja mengakses hal yang tidak baik maka orang tua wajib memberikan pengertian kepada anak.
Hal yang kedua adalah dengan mengendalikan waktu akses. Orang tua kita dapat membuat kesepakatan dengan anak-anak kapan mereka akan menggunakan gadgetnya. Misalnya seminggu dua kali, atau sekali pada hari libur saja, misalnya.
Termasuk durasinya, atur batasan durasi/lamanya waktu mereka mengakses gadget, misalnya satu jam setiap harinya. Usahakan membangun kedisiplinan dari pengaturan waktu akses ini dengan membuat kesepakatan dengan anak. Usahakan anak-anak tidak mengakses gadget terlalu lama setiap harinya dan sebagai orang tua kita harus mampu mengendalikannya.
Alangkah baiknya memang sebagai orangtua maka yang perlu kita lakukan sekarang adalah satu langkah lebih membuka diri, belajar mengenal lebih dalam gadget yang dimiliki dan mulai dimanfaatkan untuk kegiatan positif atau berguna.
Sebagai orang tua, cobalah manfaatkan gadget untuk mencari informasi yang positif tentang pengetahuan agama, perkembangan anak, keluarga, atau informasi-informasi yang menunjang pengembangan diri dan profesi. Atau dengan mempelajari Hypnoparenting yang pada akhir akhir ini menjadi topik pembahasan umum.